Perhatikan Posisi Berhubungan Seks Yang Tepat Saat Hamil, karena jika anda para pria tidak memperhatikan hal ini dan langsung main "tabrak", bisa-bisa hal buruk yang akan terjadi pada pasangan anda. Pada masa kehamilan trimester pertama, pasangan suazi istri masih punya banyak pilihan posisi bercinta. Namun, setelah beberapa bulan kemudian pilihan posisi itu semakin terbatas. Berikut panduan gaya bercinta yang bisa Anda dan pasangan lakukan :
1. Posisi Misionaris
Perempuan di bawah dan pria di atas. Jika dilakukan saat istri tengan hamil tentu menjadi tidak nikmat, bahkan bisa menyakitkan bagi istri Anda, bahkan juga untuk Anda sendiri. Itu sebabnya, posisi berhubungan
seksual yang bisa dilakukan selama istri hamil adalah variasi dengan posisi menyamping, perut istri Anda terbebas dari tindihan.
2. Perempuan di Atas, Pria di Bawah (Women On Top)
Dengan posisi ini, Anda (terutama istri Anda), bisa mencegah penekanan terlalu banyak pada bagian perut dan payudara istri Anda, yang memang membahayakan kehamilannya. Posisi ini memungkinkan perempuan untuk memegang lebih banyak kendali atas gerakan. Istri dapat membuatnya lambat atau capat, sambil mengontrol kedalaman penetrasi.
3. Posisi Sendok
Posisi ini dilakukan dengan tubuh berbaring menyamping. Anda berada di belakang istri Anda, sehingga penetrasi dapat dilakukan dari belakang (tetapi bukan hubungan seksual anal. Hanya penetrasinya lewat arah
belakang). Posisi ini juga sesuai dilakukan pada saat perut istri sudah besar, atau sat istri tidak dapat berperan aktif lagi selama bercinta (seperti pada posisi perempuan di atas).
4. Posisi Sendok Berhadapan
Posisi menyamping berhadapan dengan pasangan. Tarik satu kaki untuk memberi ruang pada pasangan untuk melakukan penetrasi. Posisi ini lebih cocok dilakukan pada triwulan pertama, ketika perut istri belum terlalu
besar.
5. Posisi Duduk
Perempuan duduk di pangkuan pasangan, ketika hamil belum terlalu besar, posisi berhadapan dapat dilakukan. Tapi ketika perut semakin membesar, posisi tidak berhadapan dapat dipilih. Posisi ini dapat menjadi pilihan pada masa kehamilan akhir trimester ke-2 atau pada awal trimester ke-3.
Posisi ini cukup nyaman, baik untuk istri maupun Anda sendiri, sekalipun tidak memberikan kesempatan bagi Anda berdua untuk banyak melakukan gerakan aktif saat pemanasan (foreplay). Sayangnya, posisi
duduk ini hanya nyaman dilakukan bagi berat tubuh istri tergolong normal. Sebab, pada posisi ini Anda harus menopang berat tubuh istri pada pangkuan Anda.
6. Doggie Style
Agar perut tidak mendapat tekanan, istri bisa bersangga pada lutut dan tangannya, seperti hendak merangkak. Hanya saja, jika perut istri sudah sangat besar, bisa saja perut tetap menyentuh alas. Posisi ini
juga tidak bisa dilakukan dalam tempo lama, karena cukup melatihkan bagi istri, walau ia tidak melakukan gerakan aktif. Keuntungannya, pembuluh darah di punggung tidak tertekan oleh berat perut.
7. Seks Non-Penetratif
Di luar alternatif-alternatif posisi tersebut, Anda bisa juga melakukan seks non-penetratif. Artinya, alat kelamin suami tidak perlu memasuki vagina istri. Suami istri bisa saling memberikan seks oral atau
melakukan masturbasi. atau jika anda ingin sang istri menikmati puncak orgasme tanpa penetrasi bisa mencoba tips berikut (Baca: Membuat Wanita Orgasme Tanpa Penetrasi)
Apapun posisi seksual yang anda pilih, nikmatillah aktivitas seksual itu bersama-sama dengan tetap memperhatikan kondisii kehamilan pasangan anda. Asalkan kehamilan istri Anda dinyatakan tidak memiliki risiko apapun, Anda berdua bisa melakukan hubungan seksual kapan pun Anda berdua menginginkannya, bahkan sampai menjelang persalinan sekalipun. Dengan tetap menikmati aktivitas yang satu ini bersama suami, Anda berdua bisa saling berbagi rasa takut maupun kekhawatiran, serta stres yang mungkin muncul selama masa kehamilan. Sehingga depresi pada saat kehamilan dan juga setelah proses persalinan dapat dihindari.
Namun jika kehamilan istri Anda berisiko, seperti misalnya letak plasenta tidak pada posisi yang seharusnya (plasenta previa), maka lebih baik berkonsultasi dulu dengan dokter spesialis kandungan jika
Anda berdua tetap ingin bisa berhubungan seksual. Begitu juga apabila istri mengalami perdarahan ringan, seperti keluarnya flek-flek pada kehamilan trimester pertama, tunda dulu keinginan itu. Disamping itu juga, jika salah satu dari pasangan memiliki penyakit pada alat kelamin, hubungan seksual bisa ditunda dulu. Dan segera konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan yang ahli dalam bidang ini. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda :D
sumber: http://www.agusta27.info/2010/06/perhatikan-posisi-bercinta-yang-tepat.html
Perempuan di bawah dan pria di atas. Jika dilakukan saat istri tengan hamil tentu menjadi tidak nikmat, bahkan bisa menyakitkan bagi istri Anda, bahkan juga untuk Anda sendiri. Itu sebabnya, posisi berhubungan
seksual yang bisa dilakukan selama istri hamil adalah variasi dengan posisi menyamping, perut istri Anda terbebas dari tindihan.
2. Perempuan di Atas, Pria di Bawah (Women On Top)
Dengan posisi ini, Anda (terutama istri Anda), bisa mencegah penekanan terlalu banyak pada bagian perut dan payudara istri Anda, yang memang membahayakan kehamilannya. Posisi ini memungkinkan perempuan untuk memegang lebih banyak kendali atas gerakan. Istri dapat membuatnya lambat atau capat, sambil mengontrol kedalaman penetrasi.
3. Posisi Sendok
Posisi ini dilakukan dengan tubuh berbaring menyamping. Anda berada di belakang istri Anda, sehingga penetrasi dapat dilakukan dari belakang (tetapi bukan hubungan seksual anal. Hanya penetrasinya lewat arah
belakang). Posisi ini juga sesuai dilakukan pada saat perut istri sudah besar, atau sat istri tidak dapat berperan aktif lagi selama bercinta (seperti pada posisi perempuan di atas).
4. Posisi Sendok Berhadapan
Posisi menyamping berhadapan dengan pasangan. Tarik satu kaki untuk memberi ruang pada pasangan untuk melakukan penetrasi. Posisi ini lebih cocok dilakukan pada triwulan pertama, ketika perut istri belum terlalu
besar.
5. Posisi Duduk
Perempuan duduk di pangkuan pasangan, ketika hamil belum terlalu besar, posisi berhadapan dapat dilakukan. Tapi ketika perut semakin membesar, posisi tidak berhadapan dapat dipilih. Posisi ini dapat menjadi pilihan pada masa kehamilan akhir trimester ke-2 atau pada awal trimester ke-3.
Posisi ini cukup nyaman, baik untuk istri maupun Anda sendiri, sekalipun tidak memberikan kesempatan bagi Anda berdua untuk banyak melakukan gerakan aktif saat pemanasan (foreplay). Sayangnya, posisi
duduk ini hanya nyaman dilakukan bagi berat tubuh istri tergolong normal. Sebab, pada posisi ini Anda harus menopang berat tubuh istri pada pangkuan Anda.
6. Doggie Style
Agar perut tidak mendapat tekanan, istri bisa bersangga pada lutut dan tangannya, seperti hendak merangkak. Hanya saja, jika perut istri sudah sangat besar, bisa saja perut tetap menyentuh alas. Posisi ini
juga tidak bisa dilakukan dalam tempo lama, karena cukup melatihkan bagi istri, walau ia tidak melakukan gerakan aktif. Keuntungannya, pembuluh darah di punggung tidak tertekan oleh berat perut.
7. Seks Non-Penetratif
Di luar alternatif-alternatif posisi tersebut, Anda bisa juga melakukan seks non-penetratif. Artinya, alat kelamin suami tidak perlu memasuki vagina istri. Suami istri bisa saling memberikan seks oral atau
melakukan masturbasi. atau jika anda ingin sang istri menikmati puncak orgasme tanpa penetrasi bisa mencoba tips berikut (Baca: Membuat Wanita Orgasme Tanpa Penetrasi)
Apapun posisi seksual yang anda pilih, nikmatillah aktivitas seksual itu bersama-sama dengan tetap memperhatikan kondisii kehamilan pasangan anda. Asalkan kehamilan istri Anda dinyatakan tidak memiliki risiko apapun, Anda berdua bisa melakukan hubungan seksual kapan pun Anda berdua menginginkannya, bahkan sampai menjelang persalinan sekalipun. Dengan tetap menikmati aktivitas yang satu ini bersama suami, Anda berdua bisa saling berbagi rasa takut maupun kekhawatiran, serta stres yang mungkin muncul selama masa kehamilan. Sehingga depresi pada saat kehamilan dan juga setelah proses persalinan dapat dihindari.
Namun jika kehamilan istri Anda berisiko, seperti misalnya letak plasenta tidak pada posisi yang seharusnya (plasenta previa), maka lebih baik berkonsultasi dulu dengan dokter spesialis kandungan jika
Anda berdua tetap ingin bisa berhubungan seksual. Begitu juga apabila istri mengalami perdarahan ringan, seperti keluarnya flek-flek pada kehamilan trimester pertama, tunda dulu keinginan itu. Disamping itu juga, jika salah satu dari pasangan memiliki penyakit pada alat kelamin, hubungan seksual bisa ditunda dulu. Dan segera konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan yang ahli dalam bidang ini. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda :D
sumber: http://www.agusta27.info/2010/06/perhatikan-posisi-bercinta-yang-tepat.html
Post A Comment:
0 comments:
Post a Comment